0 Comment


Sejatinya apa yang telah dicapai orang-orang sekarang ini sudah pernah pula dicapai oleh para intelektual tedahulu, utamanya dalam hal kajian-kajian keislaman. Sejak dahulu kala kajian mengenai “Keimanan”—misalnya, sudah dibahas secara tuntas oleh para Teolog Muslim (ulama Mutakallimin).
Hanya saja beberapa kasus yang muncul akhir-akhir ini membuat kajian ini kembali menyembul kepermukaan, lebih mem-populer dengan pembahasan dan bahasa yang lebih canggih dari sebelumnya. Istilah-istilah ilmiah yang tak pernah dikenal orang-orang terdahulu banyak bermunculan. Entah, sudah berapa ratus kosa kata yang lahir.
Profil intelektual keilmuan Imam al-Ghazali sangat menarik jika ingin ditampilkan ulang. Konon, al-Ghazali sering menjawab atau menanggapi lawannya dengan melahirkan karya-karya ilmiah berkualitas dan ber-nas.
Contoh konkritnya, di satu waktu al-Ghazali pernah berdebat secara langsung dengan para Misionaris yang notabene para petingginya Agama Nasrani mengenai “Ketuhanan”. Setelah pertemuan itu muncullah karya beliau, ar-Raddul-Jamîl li Ilahiyati ‘Isâ bi Sharîhil-Injîl (menjawab ketuhanan Isa dengan dalil Injil).
Para pakar filsafat juga tak luput dari kritik pedas sang Hujjatul-Islam. Uniknya, al-Ghazali melancarkan kritiknya menggunakan logika filsafat pula. Maka lahirlah kitab Tahâfutul-Falâsifah (keruwetan Filsafat), sebagai penantang.
Di waktu yang berbeda, lantaran tak sabar dengan sepak terjang sekte Syiah Batiniyah yang meresahkan masyarakat saat itu, al-Ghazali tampil sebagai pencerah umat lewat karyanya Fadhâihul-Bâthiniyah (kesesatan sekte Batiniyah).
Dan masih banyak lagi karangan-karangan ilmiah lainnya yang terlahir dari coretan tajam tangan Imam al-Ghazali. Seorang alim yang sangat kreatif dan produktif menelurkan karya. Sulit sekali menemukan ulama sekaliber beliau—dalam bidang akidah, dimasa kita sekarang ini.
Bila Anda cermat saat mengkaji, teliti dalam pembacaan dan kritis pada hal yang kelihatannya tidak wajar, insyaallah tidak akan terpengaruh. Berbagai literatur kontemporer menyajikan banyak sekali varian data, yang seharusnya disaring sebelum akhirnya dikonsumsi secara umum.
Kemunculan aliran-aliran lama dengan wajah baru tak ubahnya metamorfosis larva lalat menjadi lalat dewasa, larva lalat kecil muncul kembali setelah beberapa saat menjadi pupa, dengan pengaruh yang lebih berbahaya. Sebab lalat dewasa akan lebih leluasa hinggap menyebar bakteri.

Posting Komentar

 
Top