Sejatinya
apa yang telah dicapai orang-orang sekarang ini sudah pernah pula dicapai oleh
para intelektual tedahulu, utamanya dalam hal kajian-kajian keislaman. Sejak
dahulu kala kajian mengenai “Keimanan”—misalnya, sudah dibahas secara tuntas
oleh para Teolog Muslim (ulama Mutakallimin).
Hanya
saja beberapa kasus yang muncul akhir-akhir ini membuat kajian ini kembali
menyembul kepermukaan, lebih mem-populer dengan pembahasan dan bahasa yang
lebih canggih dari sebelumnya. Istilah-istilah ilmiah yang tak pernah dikenal
orang-orang terdahulu banyak bermunculan. Entah, sudah berapa ratus kosa kata
yang lahir.
Profil
intelektual keilmuan Imam al-Ghazali sangat menarik jika ingin ditampilkan
ulang. Konon, al-Ghazali sering menjawab atau menanggapi lawannya dengan
melahirkan karya-karya ilmiah berkualitas dan ber-nas.
Contoh
konkritnya, di satu waktu al-Ghazali pernah berdebat secara langsung dengan
para Misionaris yang notabene para petingginya Agama Nasrani mengenai “Ketuhanan”.
Setelah pertemuan itu muncullah karya beliau, ar-Raddul-Jamîl li Ilahiyati ‘Isâ
bi Sharîhil-Injîl (menjawab ketuhanan Isa dengan dalil Injil).
Para
pakar filsafat juga tak luput dari kritik pedas sang Hujjatul-Islam.
Uniknya, al-Ghazali melancarkan kritiknya menggunakan logika filsafat pula. Maka
lahirlah kitab Tahâfutul-Falâsifah (keruwetan Filsafat), sebagai
penantang.
Di
waktu yang berbeda, lantaran tak sabar dengan sepak terjang sekte Syiah
Batiniyah yang meresahkan masyarakat saat itu, al-Ghazali tampil sebagai
pencerah umat lewat karyanya Fadhâ’ihul-Bâthiniyah
(kesesatan sekte Batiniyah).
Dan masih
banyak lagi karangan-karangan ilmiah lainnya yang terlahir dari coretan tajam
tangan Imam al-Ghazali. Seorang alim yang sangat kreatif dan produktif
menelurkan karya. Sulit sekali menemukan ulama sekaliber beliau—dalam bidang
akidah, dimasa kita sekarang ini.
Bila
Anda cermat saat mengkaji, teliti dalam pembacaan dan kritis pada hal yang
kelihatannya tidak wajar, insyaallah tidak akan terpengaruh. Berbagai
literatur kontemporer menyajikan banyak sekali varian data, yang seharusnya
disaring sebelum akhirnya dikonsumsi secara umum.
Kemunculan aliran-aliran lama dengan wajah baru tak ubahnya metamorfosis larva lalat menjadi lalat dewasa, larva lalat kecil muncul kembali setelah beberapa saat menjadi pupa, dengan pengaruh yang lebih berbahaya. Sebab lalat dewasa akan lebih leluasa hinggap menyebar bakteri.
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.