“Wong kang shalih kumpulono”, begitulah petikan bait syair yang sering didendangkan oleh Syekher Mania, pecinta shalawat Habib Syekh bin Abdul Qadir as-Segaf. Habib Syekh memang sering menyelipkan nasehat-nasehat indah ke dalam lirik shalawat yang beliau bawakan. Persis dengan metode dakwah yang dilakukan oleh Kanjeng Sunan Bonang. Namun disini kami tidak akan membahas terlalu jauh tentang metode dakwah yang satu ini. Kami akan lebih banyak membahas isi bait dan muatan pesan di dalam bait tersebut.
“Duduk bersama
orang-orang shaleh adalah hal paling ampuh untuk memperbaiki hati, paling dekat
untukmendatangkan pengampunan Allah, paling cepat untuk menghilangkan segala
macam kegundahan, serta paling berguna untuk menarik hal-hal yang disenangi.”
Begitulah kutipan dawuh Habib Abdullah bin Husain bin Thahir Ba Alawi.
Bermujalasah
dengan orang-orang shalih memang membawa banyak sekali kebaikan. Qithmir,
anjing para Ashabul Kahfi, menjadi mulia karena berkumpul dengan orang-orang
yang dicintai Allah. Bahkan, ceritanya dituturkan dalam al-Qur’an. Dia pun
menjadi salah satu binatang yang kelak masuk surga. Bersama tuannya. Ashabul
Kahfi.
Kita juga bisa
mengambil Ibrah dari sebuah kulit. Kulit ketika sudah menjadi sampul al-Quran,
menyentuhnya saja tidak boleh sembarangan. Harus dalam keadaan suci dari segala
macam hadas. Berkat berkumpul dengan al-Qur’an.
Di situ kita bisa istifadah tentang besarnya pengaruh mushahabah.
Rasulullah pernah
bersabda tentang mushahabah, “Teman duduk yang shalih ibarat penjual misik.
Adakalanya dia akan memberimu, atau engkau membeli darinya, atau engkau akan
mendapati wangi darinya.”
Syekh Fadhal
pernah berkata, “Barang siapa shalat dibelakang orang yang diampuni, dia akan
diampuni pula. Dan barang siapa duduk bersama orang-orang shalih, maka ia akan
bertambah cinta pada kebaikan.”
Setelah kita tahu
besarnya faidah mushahabah dengan orang-orang shalih, yang berkat akhlak mereka
kita akan tertular memiliki akhlak yang indah, yang melihat mereka merupakan
suatu ibadah, yang mencintai mereka adalah sa’adah. Maka kita perlu tahu juga,
bagaimana bermujalasah dengan mereka.
Bermujalasah
dengan shalihin tidak boleh sembarangan. Jika tidak, bukan berkah dan kebaikan
yang akan kita dapatkan. Justru bala’ dan penyesalan.
Ketika berkumpul
dengan orang-orang shalih kita harus benar-benar menjaga adab. Dhahir batin.
Bila tanpa adab, maka benarlah apa yang dikatakan oleh kalam Arab, bahwa
penghalang (dari rahmat Allah) yang sebenarnya bukanlah tidak dikaruniai mampu
bermujalasah dengan orang shalih. Tapi penghalang sebenarnya adalah tidak tahu
tata krama ketika bersama mereka. Wallahu A’lam.
Rep: Binkhozin
Penulis: Mustafid Ibnu Khozin
Menginspirasi..... Mampir juga ke blog qw... ibnuqusai.blogspot.com
BalasHapushttps://www.ibnuqusai.blogspot.com
Hapus